Refleksi Yohanes 16:25-33 (Tetap Bersukacita di Tengah Penderitaan)


Yohanes 16:25-33

Tetap Bersukacita di Tengah Penderitaan

Pendahulan

-       Ada sebuah pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

-       Judul nats Alkitab yang telah kita baca yaitu “Dukacita yang mendahului kemenangan”. Hal menarik karena maknanya sama dengan pepatah tersebut.

-       Pasti kita pernah merasakan penderitaan di dalam kehidupan kita. Namun pertanyaannya apa respon kita?

-       Melalui nats minggu ini kita akan diajarkan melalui penderitaan yang dialami oleh para murid sehingga menjadi ujian kepercayaan bagi mereka, bukan menjatuhkan mereka. Namun justru penderitaan itulah yang melahirkan sukacita sempurna dan kemenangan terakhir dalam persekutuan dengan Yesus Kristus.

Penjelasan Teks Johanes 16:25-33

-       Bahan kita ini sebenarnya harus mulai kita pahami dari bagian awal, terkhususnya dalam Yohanes 16:16-24, Karena kita akan dapat hubungan kalimat diawal ayat 25 yang dimulai dengan kalinat “semuanya ini ku katakan dengan kiasan”.

-       Dalam teks ini menjelaskan akan perkataan yang disampaikan oleh Yesus kepada murid-muridnya, karena akan terjadinya penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus dan murid-murid-Nya (proses penangkapan hingga penyaliban) yang sebentar lagi akan terjadi (Yohanes 18 dan 19).

-       Ayat 25, bagian ini Yesus mengatakan bahwa Ia tidak akan mengajar lagi menggunakan kata kiasan atau perumpamaan.

-       Perlu kita ingat dan pahami terlabih dahulu bahwa ada 2 hal yang bisa kita pahami mengapa Yesus mengajar dengan kata kiasan atau perumpaan:

1.     Supaya lebih mudah dimengerti, yang diakibatkan karena ketidaktahuan

2.     Supaya lebih efisien dan mudah diingat, yang diakibatkan karena kebutaan mereka, akibat dari ajaran yang sebelumnya sudah ada di dalam diri mereka.

-       Ayat 26, bagian ini mengajarkan kepada murid-murid bagaimana sikap berdoa setelah kejadian yang akan datang (menjadi jawaban atas ayat 24). Bisa saja ini menjadi pengajaran bahwa yang paling penting bukan mendoakan, tetapi atas nama atau dalam nama siapa doa itu dipanjatkan.

-       Ayat 27, Bagian ini diperlihatkan bahwa ada kaitan yang besar antara kasih sayang Allah kepada kita, dengan sikap kita terhadap diri Yesus Kristus, karena kasih dan kepercayaan kita kepada Yesus dan membuat Allah yakin untuk mengasihi kita.

-       Ayat 28, Bagian ini menekankan pada identitas Yesus, tujuan dan misi-Nya.

-       Dia berasal dari Bapa: Dia memiliki kesatuan dengan Bapa, yang telah mengutus Dia dengan suatu tugas tertentu di dunia ini. Dia datang ke dalam dunia dan menjelma menjadi manusia di dunia: Dia memiliki kesatuan dengan kita. Dia kembali kepada Bapa: Dia diterima di sana karena Dia melakukan kehendak Bapa yang mengutus Dia. Dia adalah Pengantara, yang dapat mengadakan persekutuan antara Allah dan manusia.

-       Ayat 29-30, Pada bagian ini kembali harus dilihat secara menyeluruh dengan ayat sesudahnya, karena kalau kita hanya membaca bagian ini saja, maka kita akan beranggapan bahwa murid-murid semua sudah percaya dengan apa yang dikatakan Yesus, tetapi ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa sikap yang ditunjukan oleh murid-murid sebenarnya belum paham dan mengerti sepenuhnya dengan apa yang Yesus katakan.

-       Ayat 31, Disini kita akan melihat bahwa Yesus mau kembali melihat ketulusan murid-murid-Nya dengan apa yang mereka telah percayai.

-       Ayat 32, Disini sangat menarik, karena Yesus memperlihatkan sikap yang akan dilakukan oleh murid-murid pada saat terjadi penderitaan, terkhususnya yang menimpa Yesus Kristus.

-       Ayat 33, Menyatakan tapi semuanya itu dikatakan Yesus agar membawa damai sejahtera bagi murid-murid-Nya, karena semuanya sudah diberitakan oleh Yesus sebelum semuanya terjadi.

Aplikasi

-       Tema minggu Passion ke-5 atau minggu Letare dengan tema  yaitu Tetap bersukacita di tengah penderitaan. Sehingga tema ini sesuai dengan Minggu Letare yang artinya “bersukacitalah!”, ini merupakan ajakan agar jemaat untuk dapat bersukacita.

-       Point penting yang dapat kita pahami mengapa tema ini menjadi penting dalam kehidupan kita melalui nats tersebut diantaranya:

1.     Terkadang kita tidak begitu memahami apa dan bagaimana rencana Tuhan dalam penderitaan yang sedang kita alami (sama seperti murid-murid-Nya dalam nats). Mungkin saja kita akan ragu terhadap kuasa Tuhan atau kita makin menjadi tekun untuk menggumuli penderitaan tersebut di dalam Tuhan.

2.     Melalui penderitaan, iman kita menjadi teruji, semakin dimurnikan dan dikuatkan. (Yakobus 1:3 Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan).

3.     Firman Tuhan mengajak kita untuk mengimani apa yang dikatakan Yesus bahwa kuasa-kuasa di dunia ini telah dikalahkan oleh kuasa Yesus dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Sorga.

Kaitan dengan Bacaan Alkitab Pertama (Mazmur 73:21-28)

-       Pemazmur mengingatkan kita untuk tetap hidup berintegritas, jangan pernah cemburu dengan keberadaan orang fasik. Judul Mazmur 73 “Pergumulan orang yang tulus hati,” menggambarkan bagaimana Pemazmur sangat mengenal Allah yang ia sembah. Bahwa Allah itu baik terhadap orang yang tulus hatinya dan bersih hatinya. Tetapi nyaris saja, pemahamannya itu terganggu (ay. 2, “hampir saja kakiku terpelest, nyaris aku tergelincir”), ketika ia melihat orang-orang fasik yang mengalami kemakmuran, tidak mengalami kesakitan dan kesusahan. Pemazmur cemburu. Untunglah Pemazmur sadar. Dalam kesusahan hatinya, ia mendekatkan diri kepada Tuhan (ay. 16, ada kesempatan merenung; ay. 17, masuk ke dalam tempat kudus Allah) untuk memperhatikan kesudahan orang fasik. Kuasa Tuhan menghancurkan mereka (ay. 18).

-       Pelajaran menarik yang bisa kita teladani dari Pemazmur, ketika ia mengalami penderitaan, banyak hal yang ia tidak mengerti akan hidup ini (ay. 20-21), Pemazmur tetap ada di dekat Tuhan. Ia merasakan pertolongan Tuhan. Tuhan memegang dan menuntun tangannya. Pengertian yang baru kembali diberikan Tuhan kepadanya. Sebab sesungguhnya siapa yang jauh dari Tuhan, yang tidak setia kepada Tuhan akan binasa. Belajarlah untuk setia kepada Tuhan dan melakukan perbuatan yang menyenangkan hatiNya.

-        

Penutup

Pdt. Dr. Andar Ismail mengatakan “Menjalani perputaran roda hidup dengan iman bukan berarti bahwa iman kita kuat. Orang beriman bukanlah orang yang tidak suka cemas, melainkan orang yang dalam kecemasannya bertumpu pada Kristus. Orang beriman bukanlah orang yang imannya besar, melainkan orang yang bertumpu pada rahmat Tuhan yang besar. Iman kita kecil dan lemah, tetapi itu tidak soal, sebab yang penting adalah bahwa rahmat Tuhan itu besar dan kuat”. 

Hidup bersukacita ditengah penderitaan memang sulit, tetapi ketika kita bertumpu dengan Kristus semuanya akan diberikan damai sejahtera (ayat 33).

Respon kita menjadi hal yang penting ketika menghadapi penderitaan, karena respon menjadi kunci apakah kita masih dapat bersukacita dan bertahan dalam penderitaan tersebut atau kita jatuh di dalam penderitaan tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kisah Para Rasul 20:30-35

Refleksi Khotbah GBKP - Minggu 17 Maret 2024