Refleksi Khotbah GBKP - Minggu 17 Maret 2024

 

Heber 5:7-10 / Ibrani 5:7-10

Tema : Erpengendes Man Dibata I Bas Kiniseran (Berserah kepada Tuhan pada saat Kesusahan atau Pergumulan)

-       Dalam bahan bacaan seharusnya dibaca mulai dari ayat yang pertama karena memiliki kesinambungan pada ayat 7-10.

-       Dalam nats ini menegaskan akan satu hal yaitu  mengenai “Yesus adalah Imam Besar yang Agung”.

-       Disini kita memahami point penting mengenai dari jabatan imam secara umum dan merujuk kepada Tuhan Yesus Kristus diantaranya:

1.     Pribadi yang wajib dimiliki oleh seorang imam besar:

-       Dia haeuslah dipilih dari antara manusia

-       Dia haruslah seorang manusia

2.     Bagi siapa setiap imam besar ditetapkan: Ia menjadi perantara di dalam hubungan manusia dengan Allah.

3.     Tujuan ditetapkannya imam besar yaitu supaya ia dapat mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.

Tafsiran teks:

-       Dalam teks ini menjelaskan bagaimana pewujudan dari Allah yang hadir bagi manusia, melalui Yesus Kristus (Tri Tunggal), namun yang lebih ditekankan hubungan Bapa dengan Anak.

-       Ayat 7, “sebagai manusia” artinya. Dia adalah Yesus yang lapar, dicobai, nangis berdarah-darah yang artinya ia 100% adalah manusia (anak).

-       Dalam ayat ini juga menyatakan bahwa Yesus sedang berdoa di taman Getsemani kepada Bapa di Surga. Ia berdoa yang diiringi oleh kesedihan dan keluhan dari Yesus, sehingga ini memberikan teladan kepada kita bahwa dalam berdoa harus bersunguh-sungguh di dalam doa kita, seperti diri-Nya.

-       Ayat 8, “Ia adalah anak” menegaskan bahwa Dia adalah satu-satunya yang dipernakkan Bapa dan ini menjadi hak istimewa Kristus dan menjadi pembeda dengan manusia pada umumnya.

-       Dalam ayat ini juga menegaskan akan ketaatan seorang anak yaitu Yesus Kristus akan tugas dan tujuan-Nya hadir ke dunia yang diberikan oleh Allah dan telah dilaksanakan-Nya dengan sempurna, walaupun di dalam penderitaan yang dialami-Nya.

-       Ayat 9,  Menegaskan melalui penderitaan-Nya. Dia telah mengerjakan tugas dan tanggung jawab-Nya terhadap apa yang harus dilakukan di bumi ini dengan tujuan untuk membuat perdamaian bagi keberdosaan manusia (rekonsiliasi) dan hal ini dikatakan “mencapai kesempurnaan”.

-       Menegaskan akan keselamatan yang abadi maksudnya yaitu keselamatan yang sudah dan sedang dikerjakan oleh Allah untuk membebaskan manusia dari dosa dan kuasa-kuasa jahat. Memperoleh keselamatan juga dapat diartikan sebagai memperoleh kehidupan yang kekal.

-       Ayat 10, Malkisedek dalam perjanjian lama menggambarkan sebagai seorang imam Allah yang Mahatinggi dan Raja Salem. Ia yang memberkati Abraham dan menjanjikan berkat dari Allah.

Refleksi

Kemanusiaan Yesus membuat diri-Nya memahami dan mengerti akan keadaa, penderitaan dan kelemahan kita sebagai manusia. Ia sendiri terlebih dahulu telah menerima penghinaan dan mengalami penderitaan yang jauh melampaui apa yang kita alami, sehingga ketika diri-Nya berperan sebagai Imam. Peran-Nya menjadi sempurna. Sehingga Yesuslah satu-satunya yang telah mencapai kesempurnaan tersebut dan oleh karena itu ialah pokok keselamatan yang abadi bagi kita yang taat kepada-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Yohanes 16:25-33 (Tetap Bersukacita di Tengah Penderitaan)

Refleksi Kisah Para Rasul 20:30-35