Refleksi Kisah Para Rasul 20:30-35

 

Kisah Para Rasul 20 : 30 – 35

Perduli dan Tolong Menolong

Point penting:

1.     Dalam teks ingin menunjukan bagaimana perjuangan Paulus terhadap jemaat di Efesus melalui penatua-penatuanya.

2.     Dalam teks juga Paulus ingin mengingatkan kembali terkait beberapa hal:

-       Ayat 29-30 merupakan ketakukan Paulus akan hal yang mungkin terjadi kedepannya terhadap jemaat di Efesus yaitu orang-orang yang akan menyebarkan ajaran palsu, sehingga mereka harus berjaga-jaga.

-       Ayat 31 tujuannya untuk mengingat akan bagaimana usaha jerih payah dari Paulus dalam membangun jemaat tersebut. Artinya Paulus ingin agar para penatua tidak lalai untuk meneruskan pelayanan yang telah ditekuni oleh Paulus sebelumnya.

-       Ayat 32 Paulus menyerahkan Penatua / jemaat kembali kepada bimbingan Tuhan. Maksudnya yaitu Paulus sadar bahwa mereka merupakan kepunyaan Tuhan dan bukan kepunyaan pribadinya.

-       Ayat 33-34 Paulus menunjukan sikap yang tidak tamak / egois, sehingga dirinya selalu berusaha untuk dapat mencukupi segala keperluannya dan teman-temannya dengan cara berjualan tenda. Artinya Paulus tidak menjadi pelayan yang mengemis.

-       Ayat 35 ini merupakan kunci yang dipesankan oleh Paulus yang mengingat akan pengajaran Yesus yaitu : membantu yang lemah dan lebih bahagia orang yang memberi dibandingkan yang menerima.

Hubungannya dengan Tema:

-       Paulus ingin mengajarkan kita untuk lebih perduli dan menunjukkan keperdulian kita terhadap sesama kita (ada aksi nyata).

-       Kita tidak dapat menolong orang lain, kalau diri kita sendiri juga masih perlu ditolong. Paulus saja mempersiapkan segala keperluannya dan orang disekitarnya terlebih dahulu, sehingga ia dapat melayani orang lain dengan sungguh-sungguh.

-       Kita bukan manusia yang hidup individual, sehingga kita harus mau menolong orang lain, karena kita pastinya juga menbutuhkan pertolongan dari orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Yohanes 16:25-33 (Tetap Bersukacita di Tengah Penderitaan)

Refleksi Khotbah GBKP - Minggu 17 Maret 2024